Tak bisa dipungkiri, teknologi memberikan banyak manfaat bagi kita. Tapi di dalam proses pengembangannya, berbagai aspek penting seperti aspek lingkungan seringkali dikesampingkan. Semua perangkat modern yang ada saat ini tidak lepas dari peran besar lingkungan. Banyak bahan baku berasal dari alam. Tanpa adanya timbal-balik terhadap apa yang alam telah berikan, maka akan terjadi ketimpangan yang menyebabkan kondisi lingkungan menjadi semakin tidak kondusif. Lalu, apa saja teknologi yang dapat menyebabkan masalah lingkungan?
Permesinan
Mesin merupakan elemen penting di dalam perkembangan industri. Makanan, tekstil, mainan, semuanya dibuat menggunakan mesin. Namun masalahnya bahan bakar fosil seringkali dilibatkan di dalam proses tersebut. Bukan hal yang baru jika emisi karbon ke lingkungan terus mengalami peningkatan akibat geliat industri. Pabrik-pabrik yang dibangun di seluruh dunia tak terhitung jumlahnya dan sebagian mengandalkan bahan bakar fosil untuk meningkatkan kinerja mesin. Cara ini dirasa lebih efisien dibandingkan memakai Sumber Daya Manusia.

Dampak negatifnya begitu besar. Tidak hanya udara saja, tapi air dan tanah juga menjadi tercemar akibat produksi limbah. Produk akhirnya pun juga bisa menyebabkan kontaminasi, seperti kendaraan dan rokok. Tentu anda masih ingat ketika awal-awal kendaraan diperkenalkan, knalpotnya mengeluarkan asap tebal. Rokok pun begitu, terlepas dari imbauan bahwa rokok bisa membahayakan kesehatan, kebanyakan orang tidak peduli. Mereka terus merokok dan asapnya terus mencemari udara.
Teknologi pertanian
Ada banyak cara teknologi pertanian mempengaruhi kondisi lingkungan, salah satunya adalah dengan merilis gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana. Untuk memperoleh hasil panen yang baik, petani seringkali memakai zat-zat kimia untuk mengelola sawah dan ladang mereka. Pemakaian pupuk dan pestisida bukanlah praktek baru. Kebayakan dari kita sudah tahu, tapi masih tetap mempergunakannya hingga sekarang.
Tanaman tidak butuh pupuk dalam jumlah besar. Jika petani menyemai terlalu banyak, sisanya akan diserap langsung oleh lingkungan. Ketika zat kimia terakumulasi tanpa diproses lebih jauh, maka terjadilah pencemaran tanah dan air. Sudah lama diketahui bahwa nutrisi tanaman seperti amonia, fosfor, nitrat, dll memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas air dan tanah.
Dampak negatifnya tidak hanya itu saja, pembukaan ladang baru seringkali melewati deforestasi atau perusakan lingkungan. Pohon-pohon ditebang dengan cara tidak wajar seperti dibakar hanya untuk memperoleh lahan baru agar bisa ditanami kelapa sawit dan tumbuhan bernilai ekonomis lain. Praktek seperti ini juga mendorong perilisan gas karbon ke udara yang dampaknya akan semakin terasa dari tahun ke tahun.



Teknologi pengemasan makanan
Pengemasan makanan saat ini kebanyakan sudah mengadopsi teknologi modern, seperti memakai plastik, styrofoam, kertas, dll. Tidak salah jika perusahaan makanan memakai pembungkus ini agar produk mereka semakin terlihat menarik. Tapi dampak lingkungan dari pemakaian material tersebut sangat besar.
Saat ada konser, pasar malam, atau event hiburan lainnya, maka di akhir biasanya akan ada banyak tumpukan sampah yang rata-rata merupakan pembungkus makanan. Beberapa kemasan makanan tidak ramah lingkungan karena sulit diproses kembali. Yang bisa didaur ulang sekalipun tetap bisa menimbulkan masalah lingkungan, seperti banjir. Agar masalah tidak semakin parah, kita dituntut untuk pintar-pintar mengolah kembali kemasan-kemasan tersebut. Kaca, kertas, plastik, dan logam adalah beberapa jenis material yang bisa diolah kembali.
Sebagian bisa didaur ulang tanpa henti, sementara yang lainnya hanya 2 atau 3 kali saja. Kertas misalnya, bisa mengalami proses recycle sebanyak 5-7 kali, plastik 1x, polistirena 1x, logam (aluminium, tembaga, dll) berkali-kali. Saat ini semakin banyak perusahaan meningkatkan awareness seputar material biodegradable. Material ini dinilai lebih ramah lingkungan serta tidak merilis zat-zat kimia berbahaya. Kertas dan kayu merupakan beberapa contohnya. Namun begitu, bahan lain yang tidak eco-friendly masih dipergunakan secara masif, jadi masih ada PR besar yang perlu kita kerjakan ke depannya. Itu tadi teknologi yang dapat menyebabkan masalah lingkungan.