Perdebatan soal seberapa banyak konten yang sebuah website butuhkan akan tetap mengemuka sebab jenis website berbeda-beda. Website bertipe berita misalnya, membutuhkan pasokan konten dalam jumlah besar setiap harinya. Sementara website yang bersifat non-berita, jumlah artikel bisa dibatasi. Tahukah anda, terlalu banyak konten juga tidak baik? Tidak baik untuk siapa? Tidak baik untuk pembaca sebab over content terkadang bisa membuat kita kehabisan ide sehingga gaya penulisan menjadi repetitif.
Bagi anda yang mengelola website dengan niche yang sangat spesifik, membatasi jumlah konten perlu untuk dilakukan. Anda harus membuat konten tetap fresh dengan ide-ide gagasan yang baru. Sebisa mungkin hindari melakukan repetisi pada setiap artikel sebab itu tidak hanya terlihat sebagai duplikasi, tapi juga membuat pembaca jenuh.
Pembaca punya toleransi yang berbeda
Tidak semua orang mau membaca artikel yang panjangnya ribuan kata. Terkadang mereka hanya perlu membaca intisarinya saja. Membuat artikel yang panjang tapi minim pembahasan tidak ada gunanya. Maka dari itu, sangat penting bagi anda untuk menuangkan gagasan pokok terlebih dahulu dan mengembangkannya dari sana. Ini untuk mencegah ide-ide tersebut saling tumpang tindih. Tulisan tidak akan enak dibaca jika ide pokok yang sama muncul di beberapa paragraf berbeda. Belajarlah membuat tulisan yang berbobot dan tidak repetitif.
Perbanyak lagi pemakaian kata sebab ini juga mempengaruhi ranking di mesin pencarian. Konten yang panjang boleh saja, tapi tetap harus bermakna. Ada topik-topik yang tidak cukup dijabarkan hanya dengan 500 atau 600 kata saja. Tidak masalah menulis ribuan kata dalam satu artikel asalkan isinya padat dan jelas. Tulisan seperti inilah yang sangat disukai oleh mesin pencari.
Keyword spamming sudah tidak jaman
Beberapa tahun lalu ketika algoritma Google belum seperti sekarang, website yang menempati peringkat pertama biasanya website yang menulis keyword secara berulang-ulang atau keyword spamming. Banyak blogger percaya bahwa semakin banyak keyword yang ditampilkan pada sebuah halaman, semakin kuat pula SEO-nya. Tapi sekarang praktek seperti itu sudah jarang. Google sudah melakukan perbaikan algoritma yang membuat website spam ditendang jauh ke belakang.
Tidak ada lagi website-website aneh yang menempati laman pertama mesin pencari. Para webmaster pun fokus pada pembuatan konten berkualitas, tidak lagi mengandalkan keyword spamming. Sekarang yang berpeluang besar tampil di laman pertama adalah website dengan authority tinggi dan konten berkualitas. Kualitas bisa ditakar dari panjangnya artikel, referensi situs lain (backlink), kepadatan, dan originalitas. Jika anda mampu membuat artikel yang memenuhi semua syarat tersebut, kemungkinan besar artikel tersebut bisa nangkring di depan.
Buat konten untuk pembaca, bukan robot
Artikel dengan spam keyword biasanya ditujukan untuk robot. Tapi sekarang konten seperti ini punya peluang kecil untuk bersaing di mesin pencari. Konten yang baik adalah konten yang ditujukan untuk pembaca, bukan robot. Tidak usah repot-repot berpikir bagaimana robot akan membaca artikel anda. Yang penting buatlah artikel berkualitas yang disukai banyak orang. Jika artikel tersebut memuaskan pembaca, mereka akan men-sharenya ke berbagai authority sites. Ini akan mendongkrak ranking artikel secara natural.
Sajikan dengan visual menarik
Konten yang panjangnya ribuan kata perlu disajikan dengan visual menarik. Misalnya sisipkan gambar ilustrasi per 2-3 paragraf. Lalu pakai juga heading, bold, italic, huruf kapital, dll agar artikel terkesan lebih dinamis, tidak monoton. Membaca artikel panjang dengan format yang sama bisa membuat pembaca merasa bosan. Selain gambar, anda juga bisa menampilkan video ilustrasi. Selain itu, jika artikel dirasa terlalu panjang, pecah ke dalam beberapa halaman. Ini bisa membantu mencegah pembaca kehilangan fokus. Nah, sekarang anda tahu terlalu banyak konten juga tidak baik.
Last Updated on November 14, 2023