Pengembangan teknologi transportasi 2016 harus segera direalisasikan dengan hasil nyata oleh pemerintah. Perhatian khusus pada urgensi teknologi transportasi adalah satu langkah nyata yang dirindukan oleh masyarakat. Selama ini, pengembangan transportasi masih terfokus pada pembukaan jalur-jalur tol baru yang tidak banyak membantu selain masyarakat kelas menengah ke atas yang bisa menikmati kenyamanan kendaraan pribadi. Jika dana APBN untuk mengagendakan pengembangan fasilitas transportasi berasal dari pajak yang dibayarkan seluruh kalangan masyarakat, maka sudah selayaknya pembangunan yang dilakukan harus tepat sasaran dan membantu semua pihak.
Kita pasti tahu, jika negara-negara maju dengan sistem ekonomi yang stabil memiliki dukungan fasilitas transportasi umum nan merata. Negara dengan pengelompokan kelas yang tidak jelas cenderung menonjolkan perbedaan dalam bertransportasi, berbeda dengan negara maju, ketika masyarakat dengan ekonomi mapan pun lebih merasa nyaman untuk berkendara dengan fasilitas umum. Tentu hal seperti ini langsung tidak langsung, dipengaruhi oleh kemampuan pemerintahnya untuk membangun jalur transportasi umum yang nyaman, lebih mudah, dan lebih ekonomis.
Bila kita menengok Jepang dan Tiongkok, dua negara maju di Asia Timur ini menyadari pentingnya pengembangan teknologi transportasi. Sejak tahun 1960-an, gaya transportasi kereta cepat yang dimiliki Jepang telah digunakan masyarakatnya dan masih menjadi transportasi dominan sampai saat ini. Bagaimanapun, transportasi umum seperti kereta yang tidak mengenal masalah macet akan lebih mendukung gaya hidup disiplin dalam masyarakat.
Meskipun Jepang memiliki jalan raya yang besar dan bagus, namun dengan penyediaan fasilitas transportasi umum yang memadai masyarakat merasa lebih menguntungkan jika memakai kendaraan umum saja. Mobil hanya digunakan untuk kepentingan tertentu, dan tidak untuk menempuh perjalanan jauh. Karena itu, sampai saat ini Jepang tidak mengalami masalah macet yang serius seperti di negara kita. Pembangunan jalur tol ataupun pembukaan cabang jalan tidak akan mengubah padatnya kendaraan, karena tiap tahun kendaraan baru pun selalu bertambah.
Untuk itu, yang harus dilakukan pemerintah adalah mengubah mindset masyarakat dengan menawarkan transportasi umum yang lebih profesional dan nyaman. Masalah utama transportasi adalah kemacetan di jalur kota-kota besar, sementara masalah di daerah adalah jalur akses yang masih sangat terbatas. Untuk itu, agenda yang perlu dikembangkan pemerintah adalah bagaimana bisa membangun transportasi yang tidak macet dan tidak terbatas jalur.
Transportasi Berbasis Rel Mesti Dikembangkan
Untuk menjawab masalah di atas, teknologi transportasi 2016 berbasis rel adalah jawabannya. Sampai saat ini pemerintah tampaknya belum juga siap untuk memakai teknologi rel menggunakan kereta cepat. Beberapa proposal dari Jepang dan Cina terkait pembangunan jalur kereta cepat masih saja ditolak oleh pemerintah. Alasan yang digunakan adalah Indonesia dinilai masih belum mampu memenuhi penyediaan transportasi kereta menengah secara merata, karena itu, beralih pada teknologi kereta super cepat bukanlah jawaban tepat.
Sebelum melakukan upgrade sebuah sistem, apapun itu, terlebih dahulu pihak terkait harus bisa memenuhi ekspektasi yang diharapkan pada sistem sebelumnya. Di dunia game sekalipun, proses upgrade tidak akan bisa dilakukan jika Anda belum berhasil memenuhi standar yang mesti dicapai pada level sebelumnya. Namun hal ini harusnya tidak menjadi alasan pemerintah untuk bersantai, karena justru dengan kesadaran standar transportasi yang masih sangat rendah, maka pemerintah mesti bergerak cepat untuk bisa menyusul.
Pembangunan jalur-jalur kereta api utama berkecepatan sedang di Indonesia harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan menjadi agenda pengembangan teknologi transportasi yang harus segera dimulai. Rel merupakan jalur krusial untuk memenuhi transportasi fungsional yang tepat guna, dank arena itu harus segera diperbanyak jalur dan unitnya. Satu-satunya sarana transportasi yang belum pernah mendapat predikat negative dari masyarakat adalah jalur kereta. Namun kelangkaan jalur dan kesulitan pembelian tiketnya seringkali menimbulkan dilema baru.
Pembangunan dan Kemudahan Tiket
Hal pertama yang harus dilakukan untuk meningkatkan teknologi transportasi di Indonesia adalah penataan jalur dan pelayanan pada transportasi umum. Untuk transportasi umum jalur darat, sebagai contoh mungkin pemerintah pusat harus melihat sistem transportasi umum di Yogyakarta. Jalur transportasi busway dalam kota sudah benar-benar dioperasikan dengan sistem yang rapi dan juga pelayanan profesional. Yogyakarta menjadi kota besar yang tidak dijajah oleh transportasi umum liar yang mangkal dimana-mana seperti daerah lain.
Bus konvensional hanya beroperasi satu dua kali dalam sehari untuk memberi akses menuju daerah-daerah pinggiran. Selain itu, tempat mangkal bus juga telah diatur rapi di terminal kota. Setelah memakai dan memaksimalkan jalur transportasi Busway, Yogyakarta menjadi kota besar di Indonesia yang jarang sekali memiliki kendala masalah kemacetan. Hal lain yang perlu dikembangkan oleh daerah lain adalah pembangunan jalur-jalur alternatif yang tidak kalah dengan jalur utama. Jalur alternatif akan memungkinkan kendaraan tidak terkumpul pada satu jalur saja dan menghindari kemacetan.
Selain itu, untuk masalah teknologi transportasi 2016 berbasis rel, pengembangan fasilitas mesti dilakukan di semua daerah. Yang menyebabkan jalur kereta menjadi alat transportasi kurang populer adalah karena jalurnya yang masih sangat terbatas. Dengan kereta, masyarakat harus menempuh perjalanan lain yang cukup jauh, karena stasiun dan sub stasiun yang ada di tiap kota masih sangat sedikit. Bila ingin membuat transportasi berbasis rel menjadi sarana transportasi yang akan digunakan masyarakat setiap harinya, maka tentu saja, jalur rel kereta harus segera ditambah, dan penambahan unit-unit kereta batu dengan tampilan yang lebih baik segera direalisasikan.
Setelah menyoroti masalah jalur dan alat transportasi, untuk bisa mengalihkan minat masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, khususnya kereta adalah pelayanan yang profesional. Sampai saat ini PT KAI memang sudah melakukan berbagai pembaruan-pembaruan terkait pembelian tiket kereta api. Namun, kuota tiket yang masih terbatas dan harga yang masih lebih tinggi dibandingkan harga bahan bakar kendaraan pribadi, membuat banyak orang berpikir untuk tidak menggunakan jalur kereta apabila bukan kebutuhan yang mendesak.
Kemampuan pemerintah, juga PT KAI untuk memenuhi ekspektasi masyarakat pada transportasi kereta masih jauh dari ideal. Selain itu, agenda pembangunan teknologi transportasi 2016 juga harus membidik pembangunan jalur-jalur di luar Jawa dan Sumatera, meskipun ironisnya jalur kereta di dua wilayah juga belum mencukupi. Yang jelas, anggaran khusus dan lebih banyak harus dialihkan untuk melakukan renovasi sistem transportasi ini. Negara-negara maju terbukti mampu mengatasi kemacetan dengan menaikkan harga bahan bakar yang diimbangi dengan memudahkan dan memurahkan biaya untuk memakai transportasi kereta.
Apabila pemerintah mampu melakukan agenda pengembangan teknologi transportasi 2016 sama dengan negara-negara maju tersebut, niscaya bukan hanya masalah kemacetan yang teratasi, namun kesejahteraan masyarakat akan meningkat karena jalur transportasi akan semakin mudah, dan tabungan negara cukup stabil. Harga bahan bakar tidak harus melulu murah, bahkan membuat pemerintah mesti menutup kerugian karena konsumsi masyarakat yang sangat tinggi. Yang dibutuhkan adalah pelayanan transportasi umum yang bisa menjangkau semua kalangan, hingga menjadi gaya hidup baru.