Cara Kerja Sistem Pengenalan Wajah Google

pengenalan wajah Google

Cara Kerja Sistem Pengenalan Wajah Google – Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, semakin canggih pula sistem keamanan yang digunakan untuk menjaga dan melindungi data pribadi seseorang. Beberapa sistem tersebut diantaranya adalah dengan menggunakan kartu identitas (Identification Card), PIN (Personal Identification Number), dan kata sandi (password).

Baca artikel lain di : https://ronif.com/

Kenyataannya, masih ada saja hacker yang dengan mudah meretas sistem keamanan tersebut. Untuk mengatasi hal ini, diciptakanlah sebuah sistem keamanan biometrik. Salah satu teknologi biometrik yang populer dan diminati oleh pengguna adalah sistem pengenalan wajah (face recognition). Sistem keamanan yang satu ini dianggap lebih akurat dan sulit untuk dipalsukan.

Tipe Device Face Recognition

Dalam pengaplikasian Google face recognition, sistem ini membutuhkan peralatan kamera untuk proses pengidentifikasiannya. Terdapat 2 tipe device yang bisa digunakan untuk pengambilan data informasi berupa kode yang berdasarkan bentuk geometri wajah.

Kedua tipe tersebut adalah tipe pengambilan secara 2D dan secara 3D. Faktanya, penggunaan tipe 3D dianggap lebih menguntungkan. Itu sebabnya banyak perangkat keamanan yang lebih memilih menggunakan face recognition system 3D.

Alasannya adalah, sistem pengenalan wajah Google ini diklaim lebih spesifik dan memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi jika digunakan sebagai kode pengenal. Sistem ini mampu menangkap foto dan mengenali bagian-bagian khusus permukaan wajah manusia secara 3D.

Cara Kerja Sistem Face Recognition

– Deteksi Wajah

Ini dilakukan dengan mengambil foto wajah manusia. Caranya adalah dengan memindai (scan) foto 2D secara digital. Atau, bisa juga dilakukan dengan menggunakan video untuk pengambilan foto wajah 3D.

– Penjajaran

Cara kerja Google face recognition kedua setelah berhasil mendeteksi wajah adalah, software tersebut akan menentukan ukuran, posisi, dan sikap kepala. Pada software 3D memiliki kemampuan untuk mengenali foto wajah manusia hingga 90 derajat. Sedangkan software 2D, posisi kepala manusia harus menghadap ke kamera minimal 35 derajat.

– Pengukuran

Proses selanjutnya adalah, software sistem akan mengukur setiap lekukan yang ada pada bagian wajah. Adapun skala yang digunakan adalah sub-milimeter (microwave). Dari hasil pengukuran tersebut dibuatlah sebuah template.

– Representasi

Berdasarkan template tersebut, kemudian akan diterjemahkan dalam sebuah kode unik. Fungsi kode unik pada pengenalan wajah Google tersebut untuk mempresentasikan setiap wajah yang telah dipindai.

– Pencocokan

Tahap berikutnya adalah proses pencocokan antara foto wajah yang telah direpresentasikan dengan ketersediaan foto wajah dalam basis data. Hal ini bisa dilakukan jika kedua hal tersebut sama-sama 3D.

Sayangnya, masih ada tantangan yang harus dihadapi untuk proses pencocokan antara representasi 3D dengan basis data foto 2D. Namun, dengan menggunakan sistem Google face recognition, hal tersebut bisa dilakukan.

Saat pengambilan foto wajah 3D, software akan mengidentifikasi beberapa titik. Umumnya, terdiri dari 3 titik yaitu mata bagian luar, mata bagian dalam, dan ujung hidung. Kemudian, software akan mengubah gambar 3D menjadi 2D berdasarkan hasil pengukuran tersebut dan dibandingkan dengan gambar wajah manusia 2D yang terdapat pada basis data.

– Verifikasi atau Identifikasi

Tahap berikutnya adalah verifikasi, yaitu proses mencocokkan dengan perbandingan satu banding satu. Sedangkan proses identifikasi adalah kegiatan membandingkan foto wajah yang telah diambil dengan seluruh gambar dalam basis data yang memiliki kemiripan.

Sebagai contoh, pengambilan foto wajah yang dicocokkan dengan database dari DPO kasus pembunuhan atau kasus lainnya. Dengan menggunakan sistem pengenalan wajah Google ini, maka software akan langsung memberitahukan identitas dari DPO tersebut.

– Analisis Tekstur Wajah

Cara kerja berikutnya dari software face recognition adalah kemajuan teknologinya yang menggunakan biometrik kulit atau tekstur pada bagian kulit untuk lebih meningkatkan akurasi hasil pencocokan antara foto dengan database.

Hanya saja, terdapat beberapa faktor yang bisa membuat proses analisis tekstur wajah ini tidak berfungsi. Diantaranya adalah:

– Adanya pantulan cahaya dari kacamata atau foto wajah seseorang yang sedang menggunakan kacamata matahari.

– Pencahayaan yang kurang tepat.

– Rambut panjang yang menutupi bagian tengah wajah.

– Tingkat resolusi foto yang rendah.

Itulah cara kerja dari sistem face recognition yang dimulai dari pendeteksian wajah hingga analisis tekstur wajah. Ini merupakan kecerdasan dalam mengenali wajah seseorang yang diadaptasi oleh komputer. Dengan menggunakan sistem pengenalan wajah Google ini, diharapkan tingkat keamanan akan lebih terjamin dibandingkan dengan menggunakan sistem pada umumnya. 

This entry was posted in News. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *