
Memahami Lebih Jauh tentang Teknologi Holografi – Tidak ada yang mustahil di dunia ini, apalagi jika didukung oleh teknologi yang semakin canggih. Hal-hal yang dulu dianggap sebagai sesuatu yang mustahil dan hanya bisa dilakukan oleh sihir, kini justru bisa diwujudkan dengan ilmu pengetahuan. Contohnya seperti memunculkan suatu benda dalam bentuk tiga dimensi seolah benda tersebut ada di sana padahal hanya sebuah rekaman.
Hal ini bisa diwujudkan berkat adanya sebuah teknologi yang bernama holografi. Munculnya teknologi ini benar-benar memberi warna baru dalam dunia proyeksi gambar. Jika dulu hanya bisa melihat gambar suatu objek dalam bentuk dua dimensi, saat ini sudah bisa dilihat dalam bentuk tiga dimensi. Hasil dari proyeksi holografi ini yang kemudian lebih banyak dikenal dengan sebutan hologram.
Pengertian Teknologi Holografi
Secara harfiah, teknologi holografi merupakan sebuah ilmu pengetahuan dan praktek membuat hologram. Kata hologram sendiri berasal dari bahasa Yunani yang memiliki whole description (deskripsi penuh) atau whole picture (gambar penuh). Kata itu benar-benar mewakili hasil dari pengambilan gambar holografi yang memungkinkan siapapun yang melihatnya bisa melihat benda utus dari segala sudut.
Pengertian lebih luas mengenai holografi adalah suatu teknik yang memungkinkan cahaya yang tersebar dari suatu benda direkam, kemudian direkontruksi sehingga objek yang berhasil direkam tersebut seolah-olah berada di posisi yang relatif sama dengan media rekaman yang direkam. Untuk menghasilkan gambar tiga dimensi ini maka digunakan sinar murni seperti sinar laser.
Technology holography tradisional melibatkan proses kimia yang rumit. Namun saat ini, pembuatannya tidak serumit itu dan untuk memunculkan penampakan pada penampakan modern bisa menggunakan pencahayaan biasa. Bukan hanya itu, teknologi saat ini juga memungkinkan untuk menunjukkan citra tiga dimensi berupa benda besar yang bergerak dengan pewarnaan yang lengkap benar-benar seperti asli.
Sejarah Teknologi Holografi
Siapa yang menyangka, teknologi yang seolah hanya ada di film fiksi ilmiah ini sudah mulai muncul pada pertengahan abad ke-20. Teori holografi muncul pada tahun 1947, ketika seorang ilmuwan Inggris asal Hungaria, Dennis Gabor, bekerja memperbaiki resolusi mikroskop elektron. Sayangnya, perkembangan holografi ini sempat terhambat karena sumber cahaya yang saat itu masih monokromatif.
Hambatan ini akhirnya bisa teratasi pada tahun 1960, berkat adanya penemuan cahaya laser. Ilmuwan asal Rusia, N. Basov dan A. Prokhorov, serta ilmuwan Amerika, Charles Towns, memanfaatkan sumber cahaya murni dan intens tersebut dalam teknologi holografi. Cahaya ini dianggap merupakan cahaya yang paling ideal untuk membuat hologram.
Pengetahuan akan hologram yang bisa digunakan sebagai proyeksi atau pencitraan 3 dimensi baru diketahui pada tahun 1962 oleh Emmett Leith dan Juris Upatnieks dari University of Michigan. Keduanya membaca makalah Gabor dan mereka menduplikat teknik Gabor menggunakan teknik laser dan off-axis yang dipinjam dari pekerjaan mereka pada pengembangan radar pembacaan sisi.
Hologram, Produksi Teknologi Holografi
Seperti yang sudah disebut sebelumnya, produk dari holography technology dikenal dengan sebutan hologram. Ini terbentuk dari dua sinar cahaya yang koheren dalam bentuk mikroskopik di mana bertindak sebagai gudang informasi optik kemudian membentuk suatu gambar, pemandangan atau adegan. Tidak seperti gambar atau foto pada umumnya, informasi yang disimpan memuat objek tiga dimensi.
Aplikasi Holografi
Saat ini, sudah banyak sekali aplikasi dari teknologi pembuatan citra tiga dimensi ini. Teknologinya bisa diterapkan untuk mengabadikan karya seni dan peninggalan bersejarah, pembuatan iklan dan film, dan lain sebagainya. Berdasarkan aplikasinya ini maka aplikasi holografi bisa dibedakan menjadi holographic interferometry, holographic optical element (HOE) dan holographic memory.
Holographic interferometry sering digunakan untuk menginpeksi kerusakan atau kegagalan pada suatu produk, baik berupa logam maupun non logam. HOE merupakan aplikasi yang justru sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada teknologi sensor finger print, compact disk (CD) dan lainnya. Sedangkan holographic memory diterapkan untuk penyimpanan data dengan kapasitas lebih besar.
Kehadiran teknologi holografi ini jelas sudah membantu di banyak bidang, terutama bidang-bidang yang memang memerlukan pencitraan dari suatu benda. Mungkin ke depannya teknologi ini bahkan bisa digunakan untuk hal-hal yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Sejauh mana pikiran manusia bisa berimajinasi, sejauh itu pulalah perkembangan teknologi di bumi bisa terjadi.