Contoh Teknologi Pengolahan Pangan

Teknologi pengolahan pangan dikembangkan untuk meningkatkan mutu dan memperpanjang masa kadaluarsa makanan. Seperti diketahui, makanan merupakan bahan organik yang bisa mengalami pembusukan jika terlalu lama berada di ruang terbuka. Namun dengan adanya inovasi teknologi dalam bidang pengemasan makanan, masa kadaluarsa makanan jauh lebih lama. Teknologi ini diterapkan di dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan, pertanian, perkebunan, dll. Berikut ini adalah beberapa contoh teknologi pengolahan pangan:

Contoh teknologi pengolahan pangan
image source: cafebiz.vn

Pendinginan

Kulkas merupakan perabotan modern yang berfungsi mengawetkan makanan dengan cara pendinginan. Namun tahukah anda bahwa pemakaian es untuk mengawetkan makanan sudah ada sejak jaman prasejarah? Pengembangan teknologi pendingin dimulai sejak abad ke-18. Puncaknya adalah pada abad ke-20 dimana kulkas pertama diperkenalkan. Dengan sejarah yang panjang tersebut, kualitas peralatan pendingin juga semakin baik. Kulkas bisa mengawetkan makanan hingga berminggu-minggu. Alat ini bekerja dengan mengeluarkan hawa dingin.

Seperti yang kita tahu, suhu rendah bukan merupakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri. Aktivitas bakteri cenderung mengalami penurunan di kondisi seperti ini. Dampaknya adalah makanan jadi tidak cepat basi. Dari yang awalnya sehari sudah basi, ketika disimpan di dalam kulkas, makanan bisa bertahan hingga lebih dari 2 minggu. Makanan apa saja bisa diawetkan dengan kulkas, seperti daging, buah, sayur, minuman, dll. Selain itu, proses pengawetan dengan cara ini juga tidak mempengaruhi citarasa makanan dan minuman. Jadi wajar saja jika kulkas menjadi bagian penting dari perabotan rumah tangga.

Pasteurisasi

Pasteurisasi juga merupakan teknologi penting di dalam pengolahan makanan. Pasteurisasi merupakan proses untuk membunuh mikroba penyebab pembusukan makanan. Mikroba tersebut dimatikan di dalam proses pengemasan susu, jus, dll. Teknologi ini pertama kali ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Prancis, Louis Pasteur. Ia menemukan bahwa memanaskan bir dan wine cukup untuk membunuh bakteri yang terdapat di dalamnya.

Hasilnya, minuman jadi tidak mudah basi. Teknologi ini bertujuan untuk menurunkan konsentrasi mikroba di dalam makanan. Pemakaiannya sangat luas, terutama di dalam produksi susu. Membunuh bakteri di dalam proses ini tidak berarti mematikan semua mikroorganisme. Yang benar adalah, jumlah patogen dikurangi, sehingga tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan. Makanan yang sudah dipasteurisasi tetap memiliki masa pakai atau expiration date. Di luar tanggal tersebut, makanan dan minuman sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

Contoh teknologi pengolahan pangan 2
image source: pinterest.com

Pengalengan

Teknologi pengalengan juga dipergunakan secara luas di industri pengolahan makanan. Pengalengan tidak hanya membuat makanan tahan lama, tapi juga membuat tampilannya lebih menarik. Hampir semua makanan yang ditemukan di supermarket sudah dikemas secara modern, yaitu lewat metode pengalengan. Prinsip dasarnya adalah memasukkan makanan ke dalam wadah yang terbuat dari logam, kemudian dipanaskan untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat di dalamnya.

Metode ini dipakai untuk mengawetkan berbagai jenis makanan, seperti selai, buah, jelly, dll. Selain dengan perebusan, pengalengan dengan tekanan juga sering dipakai terutama untuk mengemas daging, sayur, seafood, dll. Bakteri memang mati pada suhu tinggi, namun sporanya masih bisa bertahan pada temperatur tersebut. Jadi untuk mengatasinya, diperlukan proses memasak dengan tekanan pada suhu 240°F.

Irigasi

Teknologi ini tidak ada kaitannya dengan pengawetan makanan, namun tetap penting untuk mengelola bahan pangan. Irigasi merupakan sistem pengairan terkontrol. Dengan semakin luasnya bidang tanah yang ditanami, pengairan menjadi semakin penting. Irigasi juga dipakai untuk keperluan lain, seperti menjaga tanaman dari pembekuan, mencegah pertumbuhan tanaman pengganggu, dll. Ketersediaan air di setiap lokasi berbeda-beda. Jika tidak ada pengelolaan air yang tepat, resikonya adalah tanaman menjadi mati. Maka dari itu, irigasi diperlukan agar petani bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk menyiram tanaman. Ini secara langsung akan berdampak pada hasil produksi. Itu tadi contoh teknologi pengolahan pangan.

This entry was posted in Technology and tagged , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *